IMAN
KEPADA YANG GHAIB
Makhluk
ghaib
Hal-hal
yang ghaib adalah sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Makhluk
ghaib adalah mkhaluk ciptaan Allah yang wujud jasmaniahnya tidak dapat dilihat,
didengar, diraba, dicium, dan dirasakan. Di antara makhluk-makhluk Allah yang
tidak dapat di tangkap oleh panca indra adalah malaikat, jin, setan dan iblis.
Malaikat
adalah makhluk Allah yang tidak Nampak dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu.
Mereka hidup dalam alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita
saksikan ini. Yang mengetahui perihal keadaan mereka itu dan hakekat yang
sebenarnya adlah Allah SWT sendiri.
Sebagai
konsekkuensinya dari beriman kepada Allah, maka orang Islam harus juga beriman
kepada malaikat. Malaikat tersebut, seperti dijelaskan oleh hadist Aisyah R.A.
diciptakan dari nur (cahaya), sedangkan jin diciptakan dari nar (api).
Malaikat
itu disucikan dari naluri-naluri hawaniayah, terhindar sama sekali daeri
keinginan-keinginan hawanafsu, jauh dari perbuatan-perbuatan dosan dan salah.
Mereka tidak seperti manuisa yang menbutuhkan, makan, minum, tidu, dan berjenis
kelamin laki-laki ataupun peremmpuan. Jadi mereka memang mempunyai alam sendiri,
punya tugas masing yang telah ditetepkan Allah SWT. Adapun fungsimalaikat itu
bermacam-macam,ada yang mempunyai tugas khusus dan pula yang mempunyai tugas
umum diantranya:
Pertama,
ada malaikat yang tugasnya menyampaikan wahyu Allah kepada Rasul-rasul-Nya.
Jin adalah makhluk yang termasuk dalam
golongan roh yang berakal dan juga di beri taklif (menjalankan syari’at agama)
sebagaimana halnya manusia. Hanya saja mereka tidak mempunyai sifat material,
sehingga tidak bisa ditangkap oleh panca indra. Jadi menurut sifat aslinya, jin
tidak diketahui bentuk hakikatnya, meskipun mereka mempunyai kemampuan
untuk menjelmakan diri dalam bentuk yang kasat mata.
Jin
itu pada awalnya diciptakan oleh Allah dari api yang tidak berasap, sebab
As-samum itu adalah nyala api yang murni sama sekali. Penciptaannya lebih
dahulu dari penciptaan manusia. Di samping itu ada pula golongan jin yang
lemah, bodoh dan lalai. Bahkan kelompok terbesar di antara mereka adalah kafir.
Jadi diantara meraka ada yang muslim dan ada yang kafir.
Jin
itu juga diperintahkan untuk mengerjakan syari’at agama sebagimana halnya
manusia. Ini diisyaratkan oleh Al-Quran surat Al-An’am ayat 30 “ hai
para jin dan manusia, sudah datang kepadamu rasul-rasul dari golonganmu
sendiri, menjelaskan ayat-ayat-Ku dan member peringatan kepadamu tentang
pertemuan hari ini. Mereka mengatakan: kami menjadi saksi diri dari sendiri dan
mereka itu telah tertipu oleh kehidupan dunia. Mereka atas diri mereka sendiri
banwa mereka itu adalah orang-orang kafir”.
Jin
pun memiliki kemampuan mendengarkan kemempuan mendengarkan bacaan Al_Quran. Hal
pernah terjadi pada Rasulallah SAW, saat sedang membaca Al-Quran
Jin
terdiri dari beberapa golongan, di antraranya ada yang baik perangai dan
prilakunya serta sempurna istiqomahnya.
Iblis
adalah nenek moyang para setan, sedangkan setan adalah golongan yang
keterlaluan dari bangsa jin. Iblis yang
nenek moyang para setan akan tetap hidup sampai hari akhir. Dahulu mereka
memang pernah meminta kepada Allah agar tidak dimatikan sampai hari kiamat dan
permintaan mereka dikabulkan oleh Allah, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh
Allah dalam Al-Quran surat Shad ayat 80-81” engkau termasuk golongan yang
diberi tangguh sampai datangnya hari kiamat”.
Jadi
antara malaikat dan iblis itu sangat bertolak belakang. Malaikat itu
mencerminkan kebaikan, kebahagiaan dan kebijakan, sedangkan iblis mencerminkan
kejahatan, kerusakan dan kebinasaan. Jadi amal perbuatan yang dilakukan oleh
malaikat dengan yang dilakukan oleh iblis adalah dua hal yang bertentangan.
Amal perbuatan malaikat tertuju untuk beribadah kepada Allah, mengatur alam
semesta ini sesuai ketentuan Allah serta menegakkan ketertiban di alam dunia.
Malaikat
selalu berupaya untuk menegakkan kerukunan, kedamaian dan kesentosaan bagi
kehidupan umat manusia. Sebaliknya iblis ingin membuat keonaran, kerusakan, dan
kebinasaan
- Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
- Suci dari sifat-sifat manusia dan jin,
- Selalu takut dan taat kepada Allah
- Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
- Tidak makan dan minum.
- Mampu mengubah wujudnya
- Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.
- Sombong / tinggi hati.
- Angkuh.
- Congkak.
- Sesat.
- Pembohong / dusta / sumpah palsu.
- Ingkar janji.
- Iri Hati / Dengki.
- Pembenci / Pendendam.
- Mungkar / Murtad.
- Pengkhianat
- Nafsu Lawwamah (marah,riak,sombong,fitnah,suka membicarakan aib orang lain,cinta harta dunia dan tahta)
1. Konsep
Iman Kepada yang Ghoib
Iman kepada yang ghaib berarti percaya kepada segala sesuatu
yang tidak bisa dijangkau oleh panca indra dan tidak bisa dicapai oleh akal
biasa, akan tetapi ia diketahui oleh wahyu yang diterima oleh para nabi dan
rasul. Iman kepada yang ghaib adalah salah satu sifat dari orang-orang mukmin.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah : 1-3 yang artinya: “Alif laam
miim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
Ada dua pendapat tentang makna iman tersebut:
a. Bahwasanya mereka mengimani segala yang ghaib
yang tidak bisa dijangkau oleh panca indra (dan akal), yaitu hal-hal yang telah
diberitakan tentang Allah SWT dan tentang para rasul-Nya.
b. Bahwasanya mereka beriman kepada Allah di
waktu ghaib sebagaimana mereka beriman kepada-Nya di waktu hadir, dan ini
berbeda dengan orang-orang munafik.
Iman kepada yang ghaib mempunyai pengaruh yang besar sekali
sehingga terpantul dalam tingkah laku seseorang dan juga dalam jalan hidupnya.
Ia merupakan motivator yang sangat kuat untuk melahirkan amal kebajikan dan
memberantas kejahatan. Diantaranya:
a. Ikhlas beramal untuk memperoleh
pahala dan menghindarkan diri dari siksa di akhirat.
b. Kuat, tegas dan tegar dalam
pembenaran. Apa yang dijanjikan Allah untuk orang yang beriman menjadikan
seseorang teguh dalam menjalankan segala perintah-Nya, menjelaskan yang haq,
mengajak kepada yang haq, menjelaskan yang batil dan memeranginya. Jika tidak
ada yang membantu maka dia pun kuat karena Allah SWT, terasa mudah baginya
kehidupan dunia dan segala penderitaannya, dibandingkan dengan kehidupan
akhirat.
c. Meremehkan bentuk-bentuk penampilan
duniawi. Hal ini merupakan pengaruh dari makmurnya hati karena keimanan bahwa
dunia beserta kenikmatannya akan lenyap, sedangkan akhirat adalah kehidupan kekal,
damai abadi selamanya.
d. Lenyapnya kebencian dan kedengkian.
Sesungguhnya usaha mewujudkan keinginan nafsu tanpa memlalui jalan yang benar
menyebabkan kebenciann dan kedengkian antar semamsa manusia. Sedangkan iman
kepada yang ghaib, berupa janji-janji Allah dan ancaman-Nya menjadikan
seseorang mau menjaga diri dan mengoreksi diri sendiri dalam setiap
gerak-geriknya demi mendapatkan pahala-Nya dan menjauhi siksa-Nya.
2. Konsep Islam Tentang Malaikat, Jin,
Iblis dan Setan
Menurut bahasa “malaikah” bentuk jama’ dari “malak”. Konon
ia berasal dari kata “alukah” (risalah), dan ada yang menyatakan “la aka”
(mengutus), dan ada pula yang berpendapat selain darikeduanya.
Adapun menurut istilah, ia adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepad-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya dalam Surah Al-Anbiya’ : 19 – 20 yang artinya : “Dan kepunyaann-Nya lah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya”.
Adapun menurut istilah, ia adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepad-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya dalam Surah Al-Anbiya’ : 19 – 20 yang artinya : “Dan kepunyaann-Nya lah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya”.
3. Sifat-sifat malaikat dan ketaannya
kepada Allah
4. Sifat jin, iblis, setan dan
kedudukannya kepada Allah
5. Hikmah beriman kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar